Dari Kitab Mukhtarul Ahadits
Hadits No. 156
Malu Kepada Allah
اسْتَحْيُوا مِنَ اللَّهِ حَقَّ الْـحَيَاءِ، مَنِ اسْــتَحْـيَا مِنَ اللَّهِ حَقَّ الْـحَيَاءِ فَـلْـيَحْفَظِ الرَّأْسَ وَمَا وَعَى، وَلْـيَحْفَظِ الْبَطْنَ وَمَا حَوَى، وَلْيَذْكُرِ الْمَوْتَ وَالْبِلَى، وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ تَرَكَ زِينَةَ الحَــيَــاةِ الدُّنْيَا، فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَقَدْ اسْتَحْيَا مِنَ اللَّهِ حَقَّ الْـحَيَاءِ
(رواه الترمذى عن ابن مسعود)
Istahyuu podo isino siro kabeh, minallahi saking Allah swt. Haqqal hayaai kelawan sak temen-temene isin. Man utawi sopo wong istahya kang isin sopo man minallahi saking Allah haqqal hayaai kelawan sak temene isin; falyahfadhir ra’sa mongko njogo-o ing sirah wa ma lan barang wa’a kang ono ing sirah; walyahfadhi lan njogo-o al bathna ing weteng wa ma lan barang hawa kang dikandung ing weteng; walyadzkuril mauta lan iling mati wal bila lan kefanaan; wa man lan sopo wong araada kang pingin sopo man, al-aakhirata ing akhirat taraka mongko ninggal sopo man ziinatal hayatid dunya ing perhiasan/kemewahan urip ing dunyo; faman mongko sopo wonge fa’ala kang ngelakoni sopo man dzaalika ing mengkono-mengkono mau faqadistahya mongko lamun wes isin sopo man minallahi saking Allah haqqal hayaai kelawan sak temen-temene isin.
Malulah kalian terhadap Allah swt. dengan sebenar-benar malu. Barang siapa yang merasa malu terhadap Allah dengan sebenar-benarnya maka hendaklah ia memelihara kepala (akal) dan apa-apa yang terdapat padanya, dan hendaklah ia memelihara perut dan apa yang dikandungnya, serta hendaklah ia mengingat mati dan kefanaan. Barang siapa yang menginginkan (pahala) akhirat, tinggalkanlah perhiasan kehidupan dunia. Barang siapa mengerjakan hal-hal tersebut berarti ia telah benar-benar merasa malu kepada Allah swt. (HR. Turmudzi melalui Ibn Mas’ud)
Penjelasan:
Hadits ini menjelaskan tentang keutamaan malu kepada Allah swt dan menganjurkan kita agar mengerjakannya. Malu adalah salah satu cabang keimanan seseorang.
Memelihara kepala dan apa yang terdapat padanya, yaitu: telinga, mata, mulut dan anggota badan lain yang terdapat di kepala. Pengertian memelihara ialah memelihara anggota-anggota tersebut dari berbuat maksiat. Hadits ini secara khusus hanya menyebutkan kepala dan anggota-anggota lain yang terdapat padanya karena kepala merupakan pusat segalanya. Berawal dari mata yang melihat, kemudian otak merespon dan muncul hati yang suudzan misalnya. atau dari telinga yang mendengarkan gossip, otak merespon dan muncul hati yang dengki, dsb. Hal-hal tersebut dimulai dari anggota badan yang berada di kepala.
Memelihara perut dan apa yang dikandungnya. Janganlah kita memakan barang-barang yang diharamkan oleh Allah swt. Baik haram dzaati, seperti khamr, babi maupun barang najis lainnya, maupun barang yang haram fi’liy seperti memakan makanan hasil curian yang hukumnya haram karena perbuatan pelakunya, bukan karena barangnya.
Dzikrul maut, atau mengingat kematian dan kefanaan merupakan hal yang dianjurkan karena dengan mengingat mati seseorang akan ingat akhirat. Bila ia ingat akhirat maka terpaculah dirinya untuk berbuat amal shaleh guna bekal di hari kemudian. Barang siapa yang ingat akhirat, dengan sendirinya ia akan meninggalkan perhiasan-perhiasan kemewahan duniawi. Barang siapa yang mengerjakan semua itu, berarti ia telah benar-benar malu kepada Allah swt.
Wallahu a’lam bis showab
_______________________
*Program reading hadits, one day one hadits di IIS PSM Magetan
Disarikan dari:
(1) Pengajian KH. Marzuki Mustamar
(2) Syarah Mukhtarul Ahadits oleh KH. Moch Anwar; H. Anwar Abu Bakar, Lc dan Drs. li Sufyana M. Bakri
0 komentar :
Post a Comment