a Page of Dhikr
Home » ; Penelitian Pengembangan (Research and Development)

Penelitian Pengembangan (Research and Development)

Written By Khoirul Anam Ahmad al-Hasyimi on 10 December 2014 | December 10, 2014


A.      Pengertian Penelitian Pengembangan
Dalam Sugiyono[1] penelitian pengembangan disebutkan sebagai penelitian  dan  pengembangan  (research  and  development).  Dalam  kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) penelitian adalah kegiatan pengumpulan,  pengolahan,  analisis,  dan  penyajian  data  yang  dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau ingin menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum, sedangkan pengembangan adalah proses atau cara yang dilakukan untuk mengembangkan sesuatu menjadi baik atau sempurna.
Penelitian dan pengembangan (Research and Developmen) merupakan metode untuk mengembangkan dan menguji suatu produk[2]. Dalam dunia pendidikan, penelitian dan pengembangan dapat digunakan untuk mengembangkan buku, modul, media pembelajaran dan lain sebagainya.[3]


Kalau arti penelitian dan pengembangan dijadikan satu yaitu penelitian pengembangan, maka dapat diartikan bahwa kegiatan pengumpulan, pengolahan, analsisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif yang disertai dengan kegiatan mengembangkan suatu produk untuk memecahkan suatu   persoalan yang dihadapi. Sugiyono juga menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut[4]. Penelitian-penelitian di bidang pendidikan, umumnya tidak diarahkan pada pengembangan suatu produk, tetapi ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru berkenaan dengan fenomena-fenomena yang bersifat fundamental, serta praktik-praktik pendidikan.
Secara garis besar, penelitian pengembangan diawali dengan penelitian- penelitian skala kecil yang bisa dalam bentuk  pengumpulan data terhadap permasalahan  yang  dihadapi  dan  ingin  dicari  solusinya. Hasil  penelitian  awal  tersebut  dijadikan  acuan  untuk melakukan sebuah produk. Pada proses pengembangan, peneliti tetap melakukan observasi dari perancangan produk tersebut sampai pada saat uji produk tersebut di lapangan. Dengan demikian, penelitian pengembangan mencakup evaluasi, summatif, dan konfirmatif. Penelitian pengembangan telah digunakan untuk merujuk berbagai jenis pendekatan penelitian yang berkaitan dengan pekerjaan desain dan pengembangan.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat dipahami bahwa penelitian pengembangan adalah suatu langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada dan menguji keefektifannya, serta bersifat longitudinal atau bertahap dan dapat multy years.

B.       Tujuan Penelitian Pengembangan
Menurut  Akker[5], tujuan  penelitian  pengembangan  dapat  dibedakan menjadi:
1.      Pada bagian kurikulum
Tujuannya adalah menginformasikan proses pengambilan keputusan sepanjang  pengembangan suatu produk untuk meningkatkan suatu produk menjadi berkembang dan menciptakan berbagai hal dari jenis ini pada situasi ke depan.
2.      Pada bagian teknologi dan media
Tujuannya adalah untuk meningkatkan proses rancangan instruksional, pengembangan dan evaluasi yang didasarkan pada situasi pemecahan masalah spesifik yang lain atau prosedur pemeriksaan yang digeneralisasi.
3.      Pada bagian pelajaran dan instruksi
Tujuannya adalah untuk pengembangan dalam perancangan lingkungan pembelajaran, perumusan kurikulum dan penaksiran keberhasilan dari pengamatan dan pembelajaran, serta secara serempak mengusahakan untuk berperan untuk pemahaman fundamental ilmiah.
4.      Pada bagian pendidikan guru dan didaktis
Tujuannya adalah untuk memberikan kontribusi pembelajaran keprofesionalan para guru dan atau menyempurnakan perubahan dalam suatu pengaturan spesifik bidang pendidikan. Pada bagian didaktis, tujuannya untuk menjadikan penelitian pengembangan sebagai suatu hal interaktif, proses yang melingkar pada penelitian dan pengembangan dimana  gagasan  teoritis  dari  perancang  memberi  pengembangan  produk yang diuji di dalam kelas yang ditentukan, mendorong secepatnya ke arah teoritis dan empiris dengan menemukan produk, proses pembelajaran dari pengembang dan teori instruksional.

C.      Jenis dan Metode Penelitian Pengembangan
Jenis-jenis  penelitian  yang  utama  pada  penelitian  pengembangan:
1.      Penelitian formatif. Aktivitas penelitian ketika melakukan keseluruhan proses pengembangan   suatu   intervensi   yang   spesifik   mulai   dari penyelidikan belajar melalui evaluasi belajar (summatif dan formatif), mengoptimalisasi mutu    intervensi    pada    pengujian    prinsip-prinsip rancangan.
2.      Studi rekonstruksi. Analisis penelitian yang menyelenggarakan proses pengembangan beberapa   intervensi,   berfokus   pada   artikulasi   dan spesifikasi prinsip-prinsip rancangan.

Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, ada beberapa metode yang digunakan, yaitu metode deskriptif, evaluasi, dan eksperimental.
1.       Metode penelitian deskriptif, digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada. Kondisi yang ada mencakup : (1) kondisi produk-produk yang sudah ada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar (embrio) untuk produk yang akan dikembangkan, (2) kondisi pihak pengguna, seperti sekolah, guru, kepala sekolah, siswa serta pengguna lainnya, (3) kondisi faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan dan penggunaan dari produk yang akan dihasilkan, mencakup unsur manusia, sarana-prasarana, biaya, pengelolaan, dan lingkungan.
2.       Metode evaluatif, digunakan untuk mengevaluasi proses uji coba pengembangan suatu produk.  Produk dikembangkan melalui serangkaian uji coba, dan setiap kegiatan uji coba diadakan evaluasi, baik evaluasi hasil maupun evaluasi proses. Berdasarkan temuan-temuan hasil uji coba diadakan penyempurnaan-penyempurnaan.
3.       Metode eksperimen, digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan.  Dalam eksperimen telah diadakan pengukuran selain pada kelompok eksperimen juga pada kelompok pembanding atau kelompok kontrol.
D.      Karakteristik Penelitian Pengembangan
Penelitian pengembangan bukanlah untuk merinci dan menerapkan intervensi yang lengkap, tetapi untuk meningkatkan dan menyesuaikan kebutuhan dan aspirasi  yang inovatif.  Proses  penelitian  pengembangan  bersifat  melingkar mulai dari aktivitas analisa, merancang, mengevaluasi, dan merivisi sampai tujuan yang diinginkan.


 
Gambar 1. Penelitian pengembangan, suatu proses kumulatif siklik

Menurut Santyasa[6], penelitian pengembangan dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.    Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan dengan upaya inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran sebagai pertanggungjawaban profesional dan komitmennya terhadap pemerolehan kualitas pembelajaran.
2.    Pengembangan  model,  pendekatan dan  metode pembelajaran  serta  media belajar yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi siswa.
3.    Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli, dan uji coba  lapangan  secara  terbatas  perlu  dilakukan sehingga  produk  yang dihasilkan bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Proses pengembangan, validasi, dan uji coba lapangan tersebut seyogyanya dideskripsikan secara jelas, sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara akademik.
4.    Proses  pengembangan  model,  pendekatan,  modul,  metode,  dan  media pembelajaran  perlu  didokumentasikan secara  rapi dan  dilaporakan secara sistematis sesuai dengan kaidah penelitian yang mencerminkan originalitas.

E.       Langkah-Langkah dalam Penelitian Pengembangan
Langkah-langkah atau proses R&D dilakukan melalui suatu siklus, yang diawali dengan melakukan analisis kebutuhan. Permasalahan yang ada membutuhkan pemecahan, dengan memanfaatkan suatu produk tertentu. Langkah selanjutnya adalah menentukan karakteristik atau spesifikasi produk yang akan dihasilkan. Setelah itu barulah dibuat produk awal (draft) yang masih kasar, kemudian produk tersebut diujicoba pada lapangan dengan sampel terbatas dan sampel lebih luas secara berulang-ulang. Selama kegiatan ujicoba, dilakukan observasi dan evaluasi. Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi, selanjutnya diadakan penyempurnaan. Evaluasi dan penyempurnaan dilakukan secara kontinu sehingga diperoleh sebuah produk yang terbaik atau standar.
Menurut Borg dan Gall ada sepuluh langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan[7]:
a.    Penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting). Pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai.
b.    Perencanaan (planning). Menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian, dan kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas.
c.    Pengembangan draf produk (develop preliminary form of product). Pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran dan instrumen evaluasi.
d.   Uji coba lapangan awal (preliminary field testing). Uji coba dilapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai dengan 12 subjek uji coba (guru). Selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara dan pengedaran angket.
e.    Merevisi hasil uji coba (main product revision). Memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba.
f.     Uji coba lapangan (main field testing). Hasil-hasil pengumpulan data di evaluasi dan kalau mungkin dibandingkan dengan kelompok pembanding.
g.    Penyempurnaan produk hasil uji lapangan (operasional product revision). Menyempurnakan produk hasil uji lapangan.
h.    Uji pelaksanaan lapangan (operasional field testing). Pengujian dilakukan dengan angket, wawancara dan observasi dan analisis hasilnya.
i.      Penyempurnaan produk akhir (final product revision). Penyempurnaan produk didasarkan masukan dari uji pelaksanaan lapangan.
j.      Diseminasi dan implementasi (Dissemination and implementasion). Melaporkan hasilnya dalam pertemuan professional dan dalam jurnal. Bekerja sama dengan penerbit untuk penerbitan. Memonitor penyebaran untuk pengontrolan kualitas.

Adapun bagan langkah- langkah penelitiannya seperti ditunjukkan pada gambar berikut.








Gambar 2. Langkah-langkah penggunaan Metode Research and Development
(R&D) menurut Borg dan Gall

Menurut Sugiyono[8] langkah-langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan yang dilakukan untuk menghasilkan produk tertentu dan untuk menguji keefektifan produk yang dimaksud adalah dengan adanya:
Potensi dan Masalah , Pengumpulan data, Desain Produk ,  Validasi Desain , Revisi Desain,  Ujicoba Produk,  Revisi Produk , Ujicoba Pemakaian, dan   Produksi Massal.
1.      Potensi dan masalah
Penelitian ini dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki suatu nilai tambah pada produk yang diteliti. Pemberdayaan akan berakibat pada peningkatan mutu dan akan meningkatkan pendapatan atau keuntungan dari produk yang diteliti. Masalah juga bisa dijadikan sebagai potensi, apabila kita dapat mendayagunakannya. Sebagai contoh sampah dapat dijadikan potensi jika kita dapat merubahnya sebagai sesuatu yang lebih bermanfaat. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data empirik.
2.      Mengumpulkan Informasi dan Studi Literatur
Studi ini ditujukan untuk menemukan konsep-­konsep atau landasan-landasan teoretis yang memperkuat suatu produk. Produk pendidikan, terutama produk yang berbentuk model, program, sistem, pendekatan, software dan sejenisnya memiliki dasar-dasar konsep atau teori tertentu.
3.      Desain Produk
Produk yang dihasilkan dalam produk penelitian research and development bermacam-macam. Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya serta memudahkan fihak lain untuk memulainya Desain sistem ini masih bersifat hipotetik karena efektivitasya belum terbukti, dan akan dapat diketahui setelah melalui pengujian-pengujian.
4.      Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan secara rasional, karena validasi disini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan.
5.      Perbaikan Desain
Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya. maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki desain adalah peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut.
6.      Uji coba Produk
Desain produk yang telah dibuat tidak bisa langsung diuji coba dahulu. Pengujian dapat dilakukan dengan ekperimen yaitu membandingkan efektivitas dan efisiensi sistem kerja lama dengan yang baru.
7.      Revisi Produk
Pengujian produk pada sampel yang terbatas tersebut menunjukkan bahwa kinerja sistem kerja baru ternyata yang lebih baik dari sistem lama. Perbedaan sangat signifikan, sehingga sistem kerja baru tersebut dapat diberlakukan.
8.      Ujicoba Pemakaian
Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi yang tidak terlalu penting, maka selanjutnya produk yang berupa sistem kerja baru tersebut diterapkan dalam kondisi nyata untuk lingkup yang luas. Dalam operasinya sistem kerja baru tersebut, tetap harus dinilai kekurangan atau hambatan yang muncul guna untuk perbaikan lebih lanjut.
9.      Revisi Produk
Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam perbaikan kondisi nyata terdapat kekurangan dan kelebihan. Dalam uji pemakaian, sebaiknya pembuat produk selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk dalam hal ini adalah sistem kerja.
10.  Pembuatan Produk Masal
Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang telah diujicoba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal. Sebagai contoh pembuatan mesin untuk mengubah sampah menjadi bahan yang bermanfaat, akan diproduksi masal apabila berdasarkan studi kelayakan baik dari aspek teknologi, ekonomi dan ligkungan memenuhi. Jadi untuk memproduksi, pengusaha dan peneliti harus bekerja sama.

Adapun bagan langkah-langkah penelitiannya seperti ditunjukkan pada gambar

berikut.





Gambar 3. Langkah-langkah penggunaan Metode Research and Development (R&D) menurut Sugiyono

F.       Contoh produk R&D[9]
1.      Judul Penelitian
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika untuk Meningkatkan Kemampuan menganalisis dan mengkreasi mahasiswa Teknik Konversi Energi Politeknik.
2.      Rumusan Masalah
Bagaimana mengembangkan program perkuliahan fisika yang dapat meningkatkan kemampuan menganalisis dan mengkreasi mahasiswa prodi teknik konversi energi di politeknik?
3.      Pertanyaan Penelitian
a.    Materi PPF apakah yang dibutuhkan dan mendukung kompetensi lulusan  program studi teknik konversi energi politeknik?
b.    Bagaimana karakteristik strategi PPF yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan menganalisis dan mengkreasi, serta penguasaan konsep mahasiswa program studi teknik konversi energy politeknik?  
c.    Bagaimana peningkatan kemampuan menganalisis dan mengkreasi, serta penguasaan konsep fisika mahasiswa setelah diterapkan PPF yang dikembangkan? 
d.   Bagaimana aktivitas pengajar dan mahasiswa dalam pelaksanaan PPF yang menggunakan model pembelajaran Demonstrasi Interaktif Berbasis Inkuiri (DIBI)? 
e.    Bagaimana tanggapan mahasiswa terhadap pelaksanaan PPF yang menggunakan model pembelajaran DIBI? 
f.     Apakah kekuatan dan kelemahan PPF yang dikembangkan?

G.      Contoh Penelitian dengan Menggunakan metodologi Penelitian Pengembangan
1.    Skripsi Sdri Dwi Fitriana (08680042)
a.         Tema: Pengembangan lembar kegiatan siswa (LKS) IPA terpadu berbasis model connected Materi sistem pencernaan makanan dan bahan kimia dalam makanan untuk Siswa SMP/MTs
b.         Program Studi: Pendidikan Biologi (2013)
c.         Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan (Research and Development) dengan model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation dan Evaluation) yang dilakukan sampai tahap development.
d.        Instrumen dalam penelitian ini berupa lembar angket yang mencakup beberapa aspek penilaian. Kualitas LKS IPA terpadu dinilai oleh ahli media, ahli materi, peer reviewer, guru, dan siswa. Data nilai kualitas yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif berdasarkan kategori penilaian ideal.
e.         Penelitian ini bertujuan untuk 1) menghasilkan LKS IPA Terpadu berbasis model connected materi sistem pencernaan makanan dan bahan kimia dalam makanan untuk siswa SMP/MTs kelas VIII  2) mengetahui kualitas LKS IPA terpadu berbasis model connected materi sistem pencernaan makanan dan bahan kimia dalam  makanan yang dikembangkan layak digunakan dalam pembelajaran IPA.
f.          Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKS IPA terpadu disusun melalui tahap-tahap ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation dan Evaluation) yang dilakukan sampai tahap development. LKS IPA terpadu telah memenuhi kriteria LKS yang baik. Berdasarkan penilaian oleh ahli media, ahli materi, peer reviewer, dan guru ditinjau dari keseluruhan aspek menunjukkan bahwa kualitas LKS IPA Terpadu berbasis model connected adalah Sangat Baik (SB) dengan persentase keidealan 85,9%, dan penilaian oleh siswa adalah Sangat Baik (SB) dengan persentase keidealan 87,96%. Berdasarkan penilaian tersebut, LKS IPA Terpadu berbasis model connected materi sistem pencernaan makanan dan bahan kimia dalam makanan untuk siswa SMP/MTs  layak digunakan dalam pembelajaran IPA.

2.    Skripsi Sdra. Selamet Fauzi (07690006)
a.       Tema: Pengembangan Buku Ajar Berbasis Integrasi-Interkoneksi Sebagai Bahan Pembelajaran Fisika SMA/MA Kelas XI Semester I
b.      Program Studi: Pendidikan Fisika (2012)
c.       Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development). Prosedur pada penelitian ini terdiri dari empat tahap, yaitu: pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate). Data kualitas buku ajar diperoleh dari 8 reviewer, yaitu: 2 ahli materi, 2 ahli media, 2 peer reviewer, dan 2 guru SMA/MA. Selain dari 8 reviewer, data kualitas buku ajar juga didapatkan dari dua kali uji coba kepada siswa, yaitu: uji terbatas dan uji lapangan. Uji terbatas dilakukan pada 7 siswa dan uji lapangan dilakukan pada 22 siswa.
d.      Penelitian ini bertujuan: (1) mengembangkan buku ajar berbasis integrasi- interkoneksi pada materi fisika SMA/MA kelas XI semester I dan (2) mengetahui kualitas buku ajar yang dikembangkan.
e.       Hasil penelitian ini berupa buku ajar berbasis integrasi-interkoneksi sebagai bahan pembelajaran fisika SMA/MA kelas XI semester I. Kualitas buku ajar ini berdasarkan  penilaian  ahli  materi  memiliki  kualitas  Baik  (B)  dengan  persentase 78,7%  dari  skor  tertinggi  ideal  75,  berdasarkan  penilaian  ahli  media  memiliki kualitas Baik (B) dengan persentase 82,7% dari skor tertinggi ideal 55, berdasarkan penilaian guru SMA/MA memiliki kualitas Sangat  Baik (SB) dengan  persentase sebesar 84,5% dari skor tertinggi ideal 110, berdasarkan penilaian peer reviewer memiliki kualitas Sangat Baik (SB) dengan persentase sebesar 82,7% dari skor tertinggi ideal 110, berdasarkan penilaian Uji Terbatas memiliki kualitas Sangat Baik (SB) dengan persentase sebesar 87,3% dari skor tertinggi ideal 85, dan berdasarkan penilaian Uji Lapangan memiliki kualitas Baik (B) dengan persentase sebesar 84,2% dari skor tertinggi ideal 85.






A.      Kesimpulan
Salah satu metode penelitian yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah khususnya dalam bidang pendidikan adalah penelitian pengembangan atau research and development (R&D). Penelitian pengembangan adalah suatu langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk  yang  sudah  ada  dan  menguji  keefektifannya,  serta bersifat longitudinal atau bertahap. Sebelum melakukan penelitian pengembangan hendaknya kita memiliki pengetahuan yang memadai mengenai komponen utama R&D,  karakteristik  atau  cirinya,   langkah-langkah  penelitian   yang  terdapat beberapa versi tergantung ahli, misalnya model Sugiyono atau model Borg and Gall yang telah disebutkan,   dan   selanjutnya   membuat   laporan   penelitian.   Dengan   dilakukannya penelitian pengembangan diharapkan dapat turut memajukan dunia pendidikan.
Dalam pelaksanaan R&D, ada beberapa metode yang digunakan, yaitu metode deskriptif, evaluatif, dan eksperimental. R&D dalam konteks pendidikan (educational research and development), merupakan proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk pendidikan. Langkah-langkah dalam R&D adalah: penelitian dan pengumpulan data, perencanaan, pengembangan produk awal/draft produk, ujicoba lapangan awal, revisi produk utama, ujicoba lapangan utama, penyempurnaan produk  operasional, ujicoba lapangan operasional, penyempurnaan produk akhir, deseminasi dan implementasi.






DAFTAR PUSTAKA

Sukmadinata, Nana Syaodih, 2007, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta

Robadi, Imam, 2008. Becoming The Winner; Riset, Menulis Ilmiah, dan Presentasi. Yogyakarta: CV Andi Offset

Santyasa, I Wayan. Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan Modul. Makalah disajikan dalam Pelatihan Bagi Para Guru TK, SD, SMP, SMA, dan SMK, Bali 12-14 Januari 2009. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. (PDF)

van den Akker J. (1999). Principles and Methods of Development Research. Pada J. van den Akker, R.Branch, K. Gustafson, Nieven, dan T. Plomp (eds), Design  Approaches  and  Tools  in  Education  and  Training. Dortrech: Kluwer Academic Publishers. (PDF)

Rasagama, I G., 2011. Pengembangan Program Perkuliahan Fisika untuk Meningkatkan Kemampuan Menganalisis dan Mengkreasi Mahasiswa Teknik Konversi Energi Politeknik.  Desertasi PPs UPI, PDF.





[1]  Sugiyono. Metode…hal.297
[2] Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 57. Dijelaskan oleh Borg dan Gall bahwa istilah product merujuk tidak hanya pada objek material, seperti buku teks, film pembelajaran, dan lain-lain, tetapi juga prosedur  dan  proses,  seperti  metode  pembelajaran  atau  metode  untuk  mengorganisir pembelajaran. Penelitian Pengembangan juga diartikan sebagai suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan.
[3] Robadi, Imam, Becoming The Winner; Riset, Menulis Ilmia, dan Presentasi (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2008), hal.57
[4]   Sugiyono, Metode…, hal. 297
[5] van den Akker J. (1999). Principles and Methods of Development Research. Pada J. van den Akker, R.Branch, K. Gustafson, Nieven, dan T. Plomp (eds), Design  Approaches  and  Tools  in  Education  and  Training  pp.  1-14
[6] Santyasa, I Wayan. Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan Modul. Makalah disajikan dalam Pelatihan Bagi Para Guru TK, SD, SMP, SMA, dan SMK, Bali 12-14 Januari 2009. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Hal. 3
[7] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), hal.298
[8] Sugiyono, Metode…hal.408
[9] Rasagama, I G., 2011. Pengembangan Program Perkuliahan Fisika untuk Meningkatkan Kemampuan Menganalisis dan Mengkreasi Mahasiswa Teknik Konversi Energi Politeknik.  Desertasi PPs UPI, PDF.


Share

Khoirul Anam Ahmad al-Hasyimi

Berasal dari kota kecil nan indah di lereng gunung Lawu, Magetan. Bisa dihubungi melalui email: ahmad.elmagetany@gmail.com

0 komentar :

Post a Comment