Dari Kitab Mukhtarul Ahadits
Hadits No. 8
Hamba Yang Dibenci Allah
أَبْغَضُ الْعِبَادِ إِلَى اللَّهِ مَنْ كَانَ ثَوْبَاهُ خَيْرًا مِنْ عَمَلِهِ ، أَنْ تَكُونَ ثِيَابُهُ ثِــيَابَ الأَنْـبِـــيَاءِ وَعَمَلُهُ عَمَلَ الْجَبَّارِينَ
(رواه الديلـمي عن عائشة)
Abghadul ‘ibaadi utawi luweh di gething-gethingi kawula, Ilallahi mungguhe Allah, iku Man uwong, Kaana kang ono, opo Tsaubaahu klambi/dodot lorone man, iku khairan luweh bagus min ‘amalihi tinimbang amale man. An takuuna yento ono, opo tsiyaabuhu klambi/dodote wong, iku tsiyaabal anbiya koyo penampilane poro Nabi, wa ‘amaluhu lan amale wong, iku ‘amalal jabbaariin koyo ‘amale fir’aun (amale wong angkara murka)
Hamba yang paling dibenci Allah adalah orang yang (kedua) pakainnya lebih baik dari pada amal perbuatannya, pakaian yang ia kenakan seperti pakaian para Nabi sedangkan amal perbuatannya seperti perbuatan orang-orang yang angkara murka (HR. ad-Dailami melalui ‘Aisyah)
Penjelasan:
Tsaubaahu atau kedua pakaian seseorang maksudnya adalah pakaian untuk bekerja dan pakaian yang biasa ia gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Hadits tersebut tentu tidak dimaksudkan untuk melarang kita berpakaian yang baik, tetapi Rasulullah saw mengingatkan kita untuk tidak semata-mata mengutamakan hal-hal yang bersifat lahiriah atau duniawi saja dengan mengabaikan hal-hal ukhrawi. Jangan sampai sepak terjang dan amal perbuatan kita yang bersifat ukhrawi ternyata lebih buruk daripada baju bagus yang kita kenakan. Jika orang menilai baju kita dengan nilai 8, misalnya, maka akhlak kita harus memiliki nilai lebih tinggi dari itu, semisal 9 atau bahkan 10. Maka setiap kali kita hendak memakai baju, bertanyalah pada diri sendiri, apakah kita pantas memakai baju sebagus ini?
Jika tidak pantas, maka jangan urungkan memakai baju yang bagus itu, tetapi cobalah menasehati diri sendiri, misalnya dengan refleksi, “Jika aku sanggup memakai baju sebagus ini, maka akhlakku harus lebih bagus.” Dengan begitu, maka kita akan terhindar dari kemarahan Allah swt karena Allah memang membenci orang-orang yang pakaiannya lebih baik daripada akhlaknya sebagai dinyatakan dalam hadits diatas.
Dan yang perlu diingat bahwa dalam setiap hal yang bersifat ukhrawi hendaknya kita selalu melihat keatas, artinya melihat orang-orang yang lebih baik dari kita, sebagai motivasi.
Wallahu a’lam bis showab
_______________________
*Program reading hadits, one day one hadits di IIS PSM Magetan
Disarikan dari:
(1) Pengajian KH. Marzuki Mustamar
(2) Syarah Mukhtarul Ahadits oleh KH. Moch Anwar; H. Anwar Abu Bakar, Lc dan Drs. li Sufyana M. Bakri
0 komentar :
Post a Comment